Pasaman, Kompasnews.co.id Lembaga Swadaya Masyarakat Prkumpulan Pemuda Nusantara Pas-Aman (P2NAPAS) menyampaikan sikap kritis atas temuan awal pemeriksaan fisik lapangan pada pekerjaan Revitalisasi Satuan Pendidikan SD Negeri 08 Sentosa Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat yang bersumber dari APBN Tahun Anggaran 2025 dengan nilai pagu Rp930.838.000,-
Berdasarkan hasil dokumentasi dan observasi lapangan, P2NAPAS menemukan bahwa kondisi pondasi bangunan sekolah tersebut tampak tidak presisi, dimana bagian sloof tidak seragam, tidak sejajar, dan pada beberapa titik terlihat tinggi sebelah. Kondisi ini mengindikasikan tidak dilaksanakannya standar leveling konstruksi yang memadai sejak tahap awal pekerjaan struktur.
Ketua Umum LSM P2NAPAS, Ahmad Husein Batu Bara, menyatakan bahwa kontrol kualitas terhadap proyek infrastruktur pendidikan tidak boleh longgar, karena pondasi merupakan struktur kritikal yang menentukan kekokohan bangunan jangka panjang.
“Ini APBN, ini uang publik, dan ini bangunan sekolah tempat masa depan anak-anak disiapkan. Pekerjaan pondasi tidak boleh diperlakukan sebagai formalitas. Mutu teknis adalah harga mati,“ tegas Ahmad Husein.
P2NAPAS mendesak Dinas Pendidikan Kabupaten Pasaman untuk segera melakukan pemeriksaan teknis ulang, audit mutu konstruksi serta memastikan kontraktor dan pihak pengawas menjalankan prosedur standar pelaksanaan konstruksi sesuai peraturan teknis yang berlaku. Tindakan korektif harus dilakukan sebelum pekerjaan meningkat ke tahap struktur dinding agar resiko terhadap stabilitas bangunan dapat dicegah.
P2NAPAS juga menegaskan bahwa kritik ini bukan serangan personal, melainkan bagian dari fungsi kontrol publik untuk menjaga governance, akuntabilitas anggaran negara, dan keselamatan bangunan pendidikan.
P2NAPAS siap berkoordinasi dengan semua pihak, termasuk Dinas Pendidikan, Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP), serta media, untuk memastikan bahwa proyek revitalisasi sekolah ini benar-benar menghasilkan kualitas konstruksi terbaik bagi anak-anak Pasaman.
Redaksi.
