Aktivis Mahasiswa Jayawijaya Hengky Hilapok: Kesadaran Moral Untuk Rakyat Jayawijaya Dan Umumnya Propinsi Papua Pengunungan.

Daerah
Dilihat 2,345

Kompasnews.co.id

Papua – Pengetahuan filosofi, Jhon Richar Banua bukan orang Wamena asli, bukan orang Papua asli, JRB murni orang luar yang datang menguasai politik di wilayah Lapago dengan retorika janji uang melalui Timnya. JRB gunakan identitas Papua, namun sebetulnya secara ras bukan orang Papua dan khususnya Wamena.

” Pemimpin berwatak penjajah yang datang bukan mau membangun, namun modelnya menguras.
Kewajiban rakyat saat ini adalah untuk mengontrol dengan nalar kritis berdasarkan pengamatan akal sehat dan intelektual pribumi.

Seakan JRB bangga suatu kesuksesan membangunan (BENDA MATI) ini, namun nasib Sumber Daya Masyarakat tidak di perhatikan.

JRB tidak suka orang Wamena jadi orang pintar di berbagai sektoral, atau memang datang dengan misi terselubung untuk unsur sengaja membunuh Sumber Daya Masyarakat Jayawijaya.

JRB tidak bawa uang dari kantong sakunya dia atau daerahnya dia, DANA APBD, GAJI POKOK BUPATI, BANGUNAN, PAKAIAN semua rakyat Jayawijaya sudah siapkan.

Periode berikutnya tidak boleh lagi maju sebagai Bupati,” karena pemimpin berwatak perusak begini tidak boleh mencalonkan diri di Jayawijaya, berdasarkan kegagalan di beberapa sektor yang mestinya menjadi tanggung jawab pemerintah untuk prioritaskan, namun pemerintah kepemimpinan JRB tidak terealisasikan sampai dengan saat ini.

Tujuan JRB mengasih uang dalam bentuk kegiatan apapun diambil saja.
JRB tidak bawa uang dari sakunya, semua milik rakyat Jayawijaya. JRB datang menguasai hanya untuk perkaya diri sendiri.

” Uang boleh di makan, namun suara jangan di berikan. Pemimpin berwatak penjajah hanya berfikir kepentingan diri sendiri dan tidak bisa atasi masalah sosial, begini akan berbahaya dengan nasib rakyat ke depan.

Satu periode saja tidak bisa melindungi rakyat dan bangun Sumber Daya Masyarakat, apalagi mau memenangkan periode berikutnya,” saya mengimbau kepada seluruh rakyat Jayawijaya uang boleh di makan, namun suara jangan di kasihkan JRB.

” Semoga himbauan ini bermanfaat bagi rakyat Jayawijaya dan umumnya Provinsi Papua pegunungan.
(Red/Ksm)

You might also like