King Garet Redup, Rokok Ilegal Trek Ultimate Kembali Menjamur di Pota Sambi Rampas.

Daerah
Dilihat 1,764

Kompasnews.co.id. Manggarai Timur-NTT. Menyisahkan pertanyaan besar bagi publik Manggarai Timur terkait masih adanya peredaran rokok ilegal di Kabupaten Manggarai Timur, khusunya Pota, Sambi Rampas.

Sebelumnya santer pemberitaan dijagat maya menjamurnya rokok ilegal di Kabupaten Manggarai Timur sampai mendesak Polres Manggarai Timur untuk menyikapi segera terkait keberadaan rokok ilegal tersebut.

Sementara itu, mengutip dari tribunfores.com, Ahmad Faisol, Kepala Seksi Kepatuhan Internal dan Penyuluhan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Labuan Bajo mengatakan, rokok ilegal yang menggunakan pita cukai palsu itu bermerek Saga Bold, Prestige Class, Gotham, Retro Bold, NX, Bunga Cakra, Stick Capucinno, King Garet, Lova, Abg Bold, Dalil Bold, Trek Bold dan Trek Ultimate.

Beredarnya rokok ilegal tersebut tentu menyebabkan kerugian Negara. Potensi kerugian negara dari sektor cukai tahun 2023 mencapai Rp 40 trilyun. Hal ini disebabkan karena masih ada pelanggaran, terutama peredaran rokok ilegal yang diprediksi angkanya mencapai 7 persen dari total penerimaan cukai.

Selain dari aspek kerugian Negara dari peredaran rokok ilegal ini. Rokok ilegal berpita cukai palsu ini jelas sangat tidak baik untuk kesehatan bagi perokok aktif karena tidak diuji secara resmi produksinya.

Meski salah satu merek rokok ilegal, King Garet sudah terlihat meredup dari peredaran akan tetapi muncul lagi merek rokok ilegal, Trek Ultimate, yang sedang ramai dikonsumsi oleh masyarakat Pota, Sambi Rampas Manggarai Timur.

Salah satu pemilik kios di Telage, Kelurahan Pota, Santi bukan nama aslinya, menceritakan kepada media ini, Senin, 03/06/2024, bahwa ia membeli rokok merek Trek Ultimate ini disalah satu pemilik kios besar di Pasar Inpres Pota.

“Saya membelinya per slop di Pasar Inpres Pota”, tuturnya.

Aparat Penegak Hukum (APH) Menutup Mata

Maraknya peredaran rokok ilegal yang dapat merugikan Negara dan juga mengganggu kesehatan para konsumen itu seakan tidak diketahui oleh APH, meski banyak pemberitaan yang sudah dilayangkan media.

You might also like