Kompasnesw.co.id. Manggarai Timur-NTT. Baru-baru ini PT. wijaya Graha Prima membuat ulah lagi kepada masyakarat Batok dan Nunang. Pekerja dari PT. WGP mengancam masyarakat sekitar agar tidak mengganggu kegiatan galian pengambilan pasir mereka.
Sebelumnya pada tanggal 25 Mei 2024, masyarakat Batok dan Nunang yang melakukan galian pasir secara manual di tempat yang sama meminta agar alat berat perusahaan yang sedang beroperasi untuk membantu mereka mengambil pasir menggunakan alat tersebut dengan di bayar.
Namun pihak perusahaan menolak dengan alasan atasannya melarang jika ada masyarakat yang meminta tolong menggunakan alatnya.
“Masyarakat meminta tolong kepada penanggung jawab PT. WGP untuk melakukan ompreng pasir dengan alat beratnya. Tapi mereka menolak dengan dalih intruksi dari bosnya.”, tutur Hanif selaku pendiri organisasi Pergerakan Mahasiswa Manggarai (PMM)
Masyarakat meminta bantuan kepada pihak perusahaan dikarenakan ada kesepatan yang suda dibuat pada tahun lalu. Kesepatan itu disepakati karena 10 poin tuntutan PMM dan masyarakat belum terpenuhi semuanya.
“Masyarakat begitu karena ada kesepakatan tahun lalu. Salah satu kesepakatan itu adalah PT. WGP melayani masyarakat dengan bantu ompreng pasir mereka di selah-selah kegiatan dan itu setiap retnya mereka bayar bukan ambil gratis.”, tambah Hanif
Menyikapi sikap arogan PT. WGP tersebut, sejumlah masyarakat melarang alat berat PT. Wijaya Graha Prima untuk lakukan galian pasir. Masyarakat mendapatkan tekanan dari pihak perusahaan. Jika mereka menghalangi maka masyarakat akan ditangkap oleh pihak berwajib.
“Katanya kalau masyarakat terus melarang perusahaan mereka akan di tangkap. Bahkan mereka juga katakan kalau mereka tidak takut mau dilapor kemanapun.”, kisah salah satu masyarakat kepada media ini. Kamis, 30/05/2024
Merespon hal tersebut, kembali Hanif mengecam sikap arogan PT. WGP yang membawa-bawa pihak berwajib.
“Jadi menurut saya mereka tidak menghargai masyarakat sekitar. Ini membuat saya merasa di tantang, dalam waktu dekat saya pastikan mereka akan menyesal.” tutup Hanif, aktivis pergerakan yang selama ini aktif mengadvokasi hak-hak masyarakat kecil di tiga Manggarai.
Untuk diketahui, Organisasi Pergerakan Mahasiswa Manggarai atau di kenal dengan PMM adalah organisasi yang selalu melakukan pengawalan aspirasi bersama masyarakat Nunang dan Batok, bahkan pada wilayah di Kabupaten Manggarai, Manggarai Timur dan Manggarai Barat.