Aceh Utara Kompasnews.co.id – Rapai adalah salah satu warisan seni budaya tradisional Aceh yang telah diwariskan secara turun-temurun oleh nenek moyang. Sebagai alat musik perkusi, rapai memiliki peran penting dalam berbagai upacara adat, pertunjukan seni dan kegiatan keagamaan di Aceh.
Alat musik ini terbuat dari kayu dan kulit kambing yang telah diolah, menghasilkan suara khas yang menggema-gema.
Pada malam Rabu, 19 Februari 2025, sebuah acara pertunjukan rapai diselenggarakan di Gampong, Ule Rubek, Kecamatan Senudon, Aceh Utara.
Acara ini merupakan upaya masyarakat setempat untuk melestarikan dan memperkenalkan kembali seni tradisional rapai kepada generasi muda dan masyarakat luas.

Panitia pelaksana menekankan bahwa pertunjukan ini bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga sebagai sarana edukasi mengenai nilai-nilai budaya dan sejarah Aceh.
Dalam wawancara dengan media, seorang jurnalis bernama Thaifuri, dia juga seorang wartawan senior, yang menjabat Sekretaris di AKPERSI Aceh, menyatakan bahwa seni rapai merupakan bagian integral dari identitas budaya masyarakat Aceh. Ia menekankan pentingnya menjaga dan mempromosikan seni tradisional ini agar tidak tergerus oleh arus modernisasi.
Menurutnya, pertunjukan seperti ini dapat menjadi momentum kebangkitan budaya lokal dan memperkuat rasa kebanggaan masyarakat terhadap warisan leluhur mereka.
Salah satu bentuk pertunjukan rapai yang populer adalah Rapai Geleng.
Tarian ini bermula dari kegiatan keagamaan Islam, yaitu Dalail Khairat.
Rapai Geleng mengandung nilai-nilai tradisi, budaya, keindahan, dan kekompakan, sehingga menjadi salah satu tarian tradisional yang cukup populer di kalangan masyarakat Aceh saat ini.
Selain Rapai Geleng, terdapat juga jenis pertunjukan rapai lainnya seperti Rapai Uroeh. Rapai Uroeh merupakan seni tradisional yang lahir di wilayah Aceh Utara dan berkembang di pesisir timur Aceh.
Pertunjukan ini menampilkan permainan memukul rapai yang dimainkan secara berkelompok, biasanya terdiri dari dua belas orang penabuh rapai dan satu orang khali.
Rapai Uroeh sering dimainkan dalam bentuk pertandingan antara dua kelompok dari kampung yang berbeda, menjadikannya pertunjukan yang sangat meriah dan dinanti-nantikan oleh masyarakat.
Upaya pelestarian seni rapai juga telah dilakukan melalui berbagai festival dan acara budaya. Misalnya, Festival Rapai Aceh yang diselenggarakan pada tahun 2024 di Aceh Barat.
Festival ini tidak hanya bertujuan untuk menampilkan keindahan seni rapai, tetapi juga memperkuat identitas budaya dan menanamkan kecintaan terhadap warisan nenek moyang. Festival tersebut merupakan upaya pemajuan dan pelestarian budaya Aceh.
Selain itu, pertunjukan ini juga diharapkan dapat menarik minat wisatawan dan pecinta seni dari berbagai daerah untuk datang dan menyaksikan langsung kekayaan budaya Aceh.
Dengan demikian, seni rapai akan terus hidup dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman, tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas budaya masyarakat Aceh.
Reporter : Muslim