BENGKULU SELATAN
KOMPASNEWS.CO.ID
Miris beberapa proyek pekerjaan Balai Pelaksana Jalan Nasional Provinsi Bengkulu tidak memantau dan mengawasi pelaksaan proyek secara ketat dan konsisten. Terlihat jelas Dimata CV. AKSA KARYA UTAMA
Selaku pemenang proyek rekonstruksi pada pembuatan Diding penahan longsor diduga belum melindungi pekerja dengan penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang sesuai standar.
Proyek tersebut berada di bawah pengawasan Balai Pelaksana Jalan Nasional Provinsi Bengkulu. Proyek yang kini sedang di kerjakan patut diduga sejak dimulainya pekerjaan hingga saat ini tidak melengkapi sejumlah pekerja dan pengamanan barang karena peralatan K3 yang seharusnya ada tidak tersedia.
Informasi yang dihimpun kompasnews.co.id di lokasi pekerjaan nampak jelas tidak ada alat pemadam kebakaran di lokasi kantor. bahkan diduga memang belum tersedia sejak awal dimulainya pekerjaan menurut pengakuan pekerja dilokasi.
“Ya alat pemadam kebakaran kami belum punya,” aku salah satu pekerja di lokasi.
Wakil Ketua LSM P2NAPAS INDONESIA propinsi Bengkulu sangat menyayangkan pihak kontraktor tidak memperhatikan kelengkapan keselamatan dan kesehatan kerja sesuai aturan yang baku di dinas PU.
Pedoman pelaksana keselamatan dan kesehatan kerja jalan dan jembatan sudah diatur Departemen Pekerjaan Umum Direktur Jendral Bina Marga no. 004/BM/2006 salah satu antisipasi menghadapi Masalah kebakaran.
“Kontraktor mengabaikan keselamatan dan kesehatan kerja dengan kelengkapanyang sangat minim membuat para pekerja rentan dengan kecelakaan dan sakit padahal disetiap kontrak kerja sudah disebutkan secara rinci dan jelas sebelum pelaksanaan proyek di kerjakan,
Kami akan segera melaporkan kejadian ini kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan bila perlu akan kami menyurati Balai untuk memberhentikan sementara perkerjaan jika K3 yang semestinya ada tidak disediakan,” Ujar Hamdani
Ironisnya di lokasi juga terpampang tanda atau plang petunjuk teknis keselamatan kerja K3 terkesan hanya untuk mengelabui masyarakat Dan dibeberapa titik lokasi tumpukan material terkesan kurang perawatan serta tidak dibuatkan pelindung yang semestinya. Seperti Material besi yang digeletakan begitu saja tanpa pelidung semestinya agar material tersebut tidak rusak sebelum dipakai. Mengingat pentingnya material tersebut untuk keselamatan pengguna nantinya. Dilain sisi tidak terlihat dinding pengaman kantor dan material.
Sementara itu saat di konfirmasi karyawan bernama Dedi yang ada di kantor awalnya mengatakan silahkan mau tanya-tanya dan akan saya jawab semua. Tapi setelah diberi pertanyaan kelengkapan K3 tidak bisa menjawab dan diam seribu bahasa dan melanjutkan dengan mengatakan kami hanya berkerja dan untuk penjelasan silahkan hubung pimpinan kami. Ketika diminta nomor pimpinan sauadara Dedi yang mengaku Sebagai Kepala dilapangan harus meminta ijin dan pada akhirnya beliau dapat memberikannya.
“Kalau untuk lebih jelasnya silahkan tanya pimpinan kami dan saya tidak berani menjelaskan, saya kerja disini” Ujar Dedi menutup pembicaraan.
Sangat disayangkan ketika awak media inggin meminta konfirmasi lebih lanjut CV. AKSA KARYA UTAMA terkesan menutup diri dari media.
Ada apa?
(Tanto JKD)