Kompasnews.co.id I Langkat
Sekolompok mahasiswa yang tergabung dalam Serikat Mahasiswa Tameng Rakyat (SEMARAK) berorasi dan menggelar aksi unjuk rasa di depan Mapolres Langkat, waktu beberapa hari lalu, Senin (5/5/2025) sore.
Mereka mendesak, agar aparat Polres Langkat serius dalam memerangi peredaran narkoba di bumi Langkat Bertuah.
Peredaran Narkoba, “SEMARAK” desak Kapolres Langkat Mundur dan copot Kasatres Narkoba, AKP Rudi Syahputra SH.MH dan kroninya.

Mirisnya, dalam aksinya kelompok mahasiswa ini memasang spanduk di pagar depan Mapolres Langkat.
Salah satunya memuat narasi yang bertuliskan ‘Copot Kapolres Langkat dan Kasatres Narkoba beserta kroninya dalam pemberantasan narkoba.’
Hal ini tentu sebagai bentuk kekecewaan mereka dan warga Langkat lainnya atas semaraknya peredaran narkoba yang kian meresahkan.
Peredaran sabu lebih gampang diperoleh atau didapati ketimbang mendapatkan kacang goreng di setiap sudut desa dan Kelurahaan di kabupaten Langkat.
Sangat ironis, baru- baru ini Kapolres Langkat, AKBP David Triyo Prasojo baru saja mendapat penghargaan dari HIMALA (Himpunan Mahasiswa Langkat), karena dinilai sebagai tokoh yang paling berpengaruh dalam pemberantasan narkoba dan premanisme di Kabupaten Langkat.
Para mahasiswa saat berorasi di depan Mapolres Langkat.
Mirisnya, mapolres langkat dibanjiri karangan bunga sebagai tanda ucapan tetima kasih dari masyarakat setelah berhasil menangkap pemakai dan bandar kelas teri di wilayah hukum Polres Langkat.
Yah, pasalnya warga yang melaporkan para bandar narkoba justru mengaku malah mendapatkan intimidasi dan pengancaman dari sang bandar sabu.
“Pada 24 Maret 2025 yang lalu saya pun menyampaikan (tentang aksi-aksi peredaran narkoba) kepada Kasat Narkoba Polres Langkat, KBO dan Kanitnya, tapi saya malah didatangi (terduga bandar itu),” ketus Wahyu Ridhoni dalam orasinya.
Semestinya, kata Wahyu, orang yang memberikan informasi itu harus dilindungi dijamin keselamatannya.
Ni, malah digembosi oleh oknum di Satres Narkoba Polres Langkat, yakni Kasat dan Kanit.
“Saya melaporkan hal itu, malah malamnya saya yang didatangi oleh bandar bersama para kroninya. ‘Kenapa, tak senang kau kami jualan (sabu),” ujar Wahyu seraya menirukan ucapan sang bandar itu kepadanya.
Tak hanya soal peredaran narkoba, para mahasiswa ini juga menyampaikan peredaran narkoba dan pekat yang masih marak terjadi di wilayah hukum Polres Langkat.
Ironisnya, fakta dilapangan sampai saat ini peredaran narkoba semakin meresahkan dan!penyakit masyrakat (pekat) di negeri bertuah juga belum bisa diberantas dan masih saja kian marak terjadi.
Yah. Mudah- mudahan ada perubahan di negeri Langkat bertuah ini.
Jadi, bukan sekedar untuk pencitraan, tapi benar- benar tulus bekerja untuk memberantas narkoba dan penyakit masyarakat lainya guna menyelamatkan nasib dan masa depan generasi muda bangsa dari kehancuran dampak peredaran narkoba (sabu-sabu) telah memasuki setiap sudut dusun desa dan Kelurahaan di Kabupaten Langkat.













