Tambang emas, tambang ilegal Tampa izin (PETI) beroperasi kembali di batang kundur Dan sinuangon nagari cubadak barat kabupaten Pasaman.

Daerah
Dilihat 457

Pasaman Dua koto Kompasnews.co.id Penambangan emas tanpa izin (PETI) di kecamatan dua koto nagari cubadak barat kab Pasaman dinilai sudah mengkhawatirkan. Sejumlah kawasan sungai dan hutan di batang kundur dan sinuangon sudah tercemar Oleh karena itu, APH dimintak segera menindak lanjuti penambangan emas Tampa izin (PETI) di kecamatan dua koto kabupaten Pasaman Sumbar.

Dan Ratusan jerigen minyak bersubsidi jenis Solar bertumpukan di Kejorongan sinuangan Nagari Cubadak Barat Kecamatan Dua Koto Pasaman.

Diduga minyak bersubsidi tersebut dipergunakan untuk penambangan emas tanpa izin di daerah itu.

Pantauan media ini dilokasi puluhan ojek ataupun pengangkut minyak lalu lalang untuk membawa minyak bersubsidi jenis solar ke daerah Sinuangon dan Batang Kundur.

Tidak tanggung-tanggung sebanyak tiga unit alat berat sedang beroperasi di dua wilayah itu.

Akibatnya akses jalan sudah banyak yang hancur sehingga menyusahkan warga untuk melewatinya.

Warga berharap kepada Pemerintah daerah dan penegak hukum agar menindak tegas penambangan emas tanpa izin.
”PETI tidak hanya menyebabkan kerusakan lingkungan, tetapi juga berpengaruh terhadap pemborosan sumber daya alam,

Sementara itu wali nagari cubadak barat kesria nopi ketika di kompirmasi melalui via telefon menyayangkan penambangan tersebut, bahkan wali nagari telah melayangkan surat peringatan supaya penambangan tersebut di hentikan. Ungkap nya

Ketika dipertanyakan kepada masyarakat, terutama masyarakat Sinuangon, Lanai, dan Silang Empat pada umumnya mengetahui kelanggengan operasi tambang illegal di batang kundur Dan sinuangon tersebut. Rumor yang beredar dan sudah tak menjadi rahasia umum,

Dan impormasi yg kami dapat dari beberapa masyarakat Bahkan disana tidak cuma main alat berat excapator saja tapi juga menggunakan, atau alat isap pasir yang digunakan petambang bertebaran di sisi sungai Batang kundur dan sinuangon”ujar masyarakat yang enggan disebutkan namanya

(TIM)

You might also like