Padang Lawas Utara Kompasnews || Jembatan Aek sirumambe yang berlokasi antara, Desa Sidongdong dan desa parmeraan, Desa Sukadame, Desa sitabar, kecamatan Hulu Sihapas Kabupaten Padang lawas Utara Sumatera Utara, amburuk diterjang banjir (Bencana Alam).
Jembatan satu satu nya penghubung dari desa sidongdong ke desa Parmeraan, kecamatan hulu sihapas Padang lawas Utara di perkirakan kurang lebih, 3 tahun ambruk tak kunjung di perbaiki.
Akibat ambruk nya jembatan tersebut mengakibatkan warga terisolir terutama kederaan roda dua atau empat, begitu juga warga yang ingin menjual hasil bumi nya anjlok mahal nya ongkos angkut, dan anak sekolah pun yang setiap hari sering terlambat akibat ambruk nya jembatan tersebut.
Awak media Kompasnews, saat konfirmasi salah satu LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), di Gunung tua, yang tidak mau disebutkan nama nya, mengatakan saya sudah konfirmasi ke dinas PUPR, namun jawaban nya tahun ini 2022 belum ada anggaran,karena tidak di setujui salah satu anggota DPRD dan tidak menandatangani anggaran perbaikan jembatan itu tahun ini kata nya, dan tidak menyebutkan nama Anggota DPRD tersebut.
Lanjut LSM, saya selalu berkomunikasi dengan kepala desa parmeraan, dan saya tanya apakah sudah ada upaya atau laporan, rusak nya jembatan itu, yaa jawab kepala desa parmeraan sudah berkali-kalai kami membuat laporan ke Pemkab Padang lawas Utara, dan laporan ke kecamatan hulu sihapas, namun semua sia-sia, apalah warga seperti kami ini, adapun upaya Warga dengan peralatan seada nya, untuk meperbaikin jembatan tersebut, cuma hitungan Minggu sudah rusak lagi tutup kepala desa itu.

Pemimpin redaksi salah satu media Online di Jakarta, Kompasnews (Kalisonang Harahap) di panggil akrab (Bang onang) bertemu langsung dengan LSM tersebut, benar ada nya bahwa LSM tersebut sudah menemui kelapala dinas PUPR pemkab Padang lawas Utara, namun hanya membawa kekecewaan.
Bang onang sangat menyayangkan atas tindakan anggota DPRD kabupaten Padang lawas Utara tersebut, yang tidak peduli kerusakan jembatan yang mengakibatkan masyarakat terisolir Dan menanggung biaya ongkos yang sangat mahal, mungking pengalaman seperti ini belum pernah di rasakan oleh anggota DPRD tersebut,tutup nya.(redaksi)