Kaltim,kompasnews.co.id – Program pelatihan bercocok tanam hidroponik di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN) Kalimantan Timur (Kaltim) yang dilakukan oleh Kementerian Tenaga Kerja dan didukung oleh Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) membuahkan hasil. Warga di wilayah Nusantara, tepatnya di Desa Suka Raja, Kecamatan Sepaku yang kini aktif menanam sayuran seperti pokcoy dan salada dengan cara hidroponik, sukses meraih keuntungan.
Salah satunya adalah Sri Sudarwati. Warga asli Sepaku ini mengaku berhasil meraup penghasilan sekitar Rp 3 juta hingga Rp 4 juta dalam sekali panen. Dari menanam selada dan pokcoy secara hidroponik.
“Berkat pelatihan saya sukses menanam pokcoy dan salada, sekarang setiap panen saya bisa untung sekitar Rp 3-4 juta,” ujar perempuan berusia 47 tahun ini.
Bersama 32 warga lainnya, Sri mengikuti pelatihan berkebun hidroponik tahap pertama pada Juli 2022.
Pelatihan ini digelar untuk meningkatkan kompetensi masyarakat (upskilling). Tujuannya, masyarakat lokal bisa berpartisipasi dalam pembangunan Nusantara dan merasakan langsung manfaatnya secara ekonomi. Selain keterampilan hidroponik juga ada pelatihan lain seperti menjadi barista, menjahit, juga membuat kue dan roti. Banyak warga yang tertarik ikut pelatihan hidroponik, karena selain relatif mudah dan tak perlu modal atau area yang luas.
“Awalnya coba dengan satu meja dulu, eh ternyata bisa mendapatkan Rp 1 juta. Sejak itu saya semakin serius untuk mengembangkan dan mengajak teman-teman lain, yang warga sekitar sebanyak 12 orang,” terang Sri.
Para petani yang tergabung dalam Kelompok Hidroponik Nusantara memasarkan sendiri hasil kebunnya ke pasar Sepaku. Awalnya para pedagang menolak karena harganya cukup tinggi dibandingkan sayuran yang non-hidroponik. Para petani menjualnya seharga Rp 8 ribu per pak, berisi sayuran dari 3-4 lubang tanam. Lambat laun, hasil kebun para petani hidroponik diterima dan laris. Bahkan kesulitan memenuhi permintaan pasar.
Menurut Sri, seiring dengan pesatnya pembangunan Nusantara semakin banyak pekerja yang datang membuat kebutuhan sayuran meningkat. Inilah yang membuat sayurannya selalu habis.
“Padahal potensi pasar masih besar, ada kebutuhan salada di Balikpapan yang belum bisa dipenuhi, ada permintaan 100-200 pak setiap hari,” bebernya.
Merespons hal ini, Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara, Bambang Susantono sangat senang dengan suksesnya pelatihan yang dilakukan untuk meningkatkan kompetensi warga IKN.
“Sesuai harapan dan tujuan kami bahwa kehadiran Ibu Kota Nusantara untuk memberdayakan masyarakat serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi,” ujar Bambang.
Bambang memastikan berbagai program pelatihan yang dilakukan oleh Kementerian Tenaga Kerja serta didukung OIKN untuk pemberdayaan masyarakat akan terus berjalan. Program tersebut beriringan dengan pembangunan Nusantara. Masyarakat lokal IKN diproyeksikan menjadi aktor utama dalam pergerakan segitiga superhub ekonomi. Yakni Nusantara, Balikpapan dan Samarinda. (sm hrp)