Kompas news.co.id
BEKASI – Kampung Ceger di Desa Sukajaya Kecamatan Cibitung Kabupaten Bekasi dikenal sejak dulu sebagai Kampung Dodol Betawi. Ada sekitar 40 lebih pelaku usaha atau pengrajin Dodol Betawi yang mengelola usaha warisan turun temurun itu.
“Saya membuat Dodol Betawi sejak tahun 90-an dari warisan kakek, kemudian ke orang tua ibu saya dan sampai saat ini saya pertahankan,” kata Marno, pengelola Sentra Dodol di Kampung Ceger Desa Sukajaya saat disambangi Teti Lestari, calon anggota DPRD Kabupaten Bekasi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Minggu (29/10/2023) siang.
Marno mengaku senang disambangi Teti Lestari yang mewakili Daerah Pemilihan 2 Kabupaten Bekasi, Kecamatan Cibitung dan Kecamatan Cikarang Barat. Terlebih, Teti Lestari masih memiliki hubungan kerabat dengan keluarga besarnya di Desa Sukajaya.
“Semoga sukses apa yang dicita-citakan bu Teti Lestari untuk membawa aspirasi masyarakat Cibitung dan Cikarang Barat dan sukses rencana membangun pusat oleh-oleh sebagai sentra niaga makanan tradisional khas Kabupaten Bekasi,” kata Marno.
Diakuinya, Dodol Betawi Kampung Ceger sudah mendapat rekor MURI dari pembuatan Dodol raksasa berukuran 60 meter. Namun Dodol raksasa tersebut dipromosikan Pemerintah Kota Bekasi, dan bukan oleh Pemerintah Kabupaten Bekasi.
“Kita berharap banyak Bu Teti Lestari yang kita tahu orang Cibitung asli, tulen dari buyut, engkong dan sanak familinya dapat mengangkat hajat ekonomi masyarakat dan membawa perubahan yang lebih baik, aamiin,” ungkap Marno.
Di hadapan Marno, Teti Lestari mengungkapkan keinginannya mendirikan Pusat Oleh Oleh Kabupaten Bekasi di Pasar Haji Abdul Malik, Warung Bongkok Kecamatan Cikarang Barat. Keinginan itu sudah direncanakan sejak akhir 2022.
“Insya Allah jika Pemilu 2024 nanti saya terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten Bekasi, kita kembangkan usaha kerakyatan ini secara maksimal, kita bantu permodalan para pelaku usaha Dodol dan makanan tradisional khas Kabupaten Bekasi lainnya, kita beli produknya, kita promosikan dan pasarkan hingga masuk semua pangsa pasar, termasuk ekspor,” ungkap Teti Lestari.
Diakuinya, Dodol Betawi di Kampung Ceger sudah dikenal sejak lama dari ibu bapaknya yang merupakan pribumi Cibitung. Biasanya setiap menjelang Ramadan dan lebaran, Dodol Betawi menjadi hidangan wajib yang harus tersaji di meja hidangan dan melengkapi isi rantang susun yang hendak dibawa ke rumah orang tua maupun sanak saudara menjelang lebaran.
“Istilahnya dalam tradisi masyarakat Bekasi disebut nyorog,” kata Teti Lestari sambil mencicipi Geplak ketan.
Teti Lestari mengakui Dodol Betawi buatan pak Marno rasanya gurih dan legit saat disantap dan tidak kalah nikmat dengan dodol lainnya.
“Pak Marno membuatnya dengan menggunakan tungku kayu bakar diaduk secara manual yang memakan waktu selama 7 hingga 8 jam, enak banget,” ungkap Teti Lestari.
(KASIM)