Kompasnewe.com | Halsel – Namanya Nurdiana Baadia, seorang anak perempuan berusia 13 tahun asal Desa Babang, Kecamatan Bacan Timur, Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), Provinsi Maluku Utara (Malut). Di usia yang seharusnya diwarnai tawa dan keceriaan, Nurdiana justru hanya bisa terbaring lemah di atas kasur, menanti keajaiban yang tak kunjung datang.
Sejak usia dua bulan, Nurdiana mengidap hidrosefalus — penumpukan cairan di rongga otak yang menyebabkan ukuran kepalanya terus membesar seiring waktu. Penyakit ini berawal dari demam tinggi saat usianya baru satu bulan, disusul kejang-kejang hebat yang membuatnya harus dilarikan ke RSUD Labuha.
Setelah sempat menunjukkan tanda-tanda membaik dan dipulangkan ke rumah, kedua orang tuanya mulai menyadari perubahan mencolok pada kepala sang anak. Jidatnya tampak menonjol, dan ukuran kepalanya membesar secara tidak wajar. Nurdiana kemudian dirujuk ke RSUD Chasan Boesoirie Ternate untuk menjalani operasi. Namun, keterbatasan biaya memaksa harapan itu terhenti di tengah jalan.
“Kami tidak punya uang, jadi kami pulang dan rawat dia di rumah seadanya,” tutur sang ibu, Alwia Arajang, dengan suara pelan penuh kepedihan.
Meski telah berulang kali berusaha membawa anak mereka ke rumah sakit, pasangan Alwia dan Lajuma Baadia kini hanya bisa pasrah. Mereka merawat Nurdiana sebisanya, dengan segala keterbatasan yang ada. Tahun demi tahun berlalu, dan kini Nurdiana hanya bisa terbaring diam, memandangi dunia dari sudut kamar kecilnya.
Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH), Nursina Syamsuddin, yang turut memantau kondisi keluarga tersebut, mengungkapkan bahwa mereka sangat membutuhkan bantuan.
“Mereka sudah berusaha semampunya. Kini mereka hanya bisa berharap ada bantuan untuk biaya pengobatan, agar Nurdiana punya kesempatan sembuh dan hidup lebih layak,” ujarnya lirih.
Redaksi: Abubakar Sumaila













