Lampung Tengah – Kompas News
Program Oplah merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan produktivitas lahan pertanian, terutama lahan-lahan yang sebelumnya kurang optimal, agar dapat memberikan hasil yang lebih maksimal dalam mendukung ketahanan pangan nasional, diduga dijadikan ajang pungli oleh oknum Ketua Brigade Kampung Cabang Kecamatan Bandar Surabaya Kabupaten Lampung Tengah.
Kampung yang didominasi lahan persawahan tersebut menerima bantuan Optimalisasi Lahan (OPLAH) seluas 205 sesuai yang disampaikan oleh Ketua gapoktan.
Bantuan Oplah yang seyogyanya untuk membantu petani diduga malah dijadikan ajang pungli oleh Ketua Brigade bernama Alex, kronologinya bantuan OPLAH itu di akomodir lewat Alex selalu Ketua yang juga merangkap sebagai selaku Kepala Dusun di Kampung Cabang.
Jumlah anggaran Oplah sebesar Rp 900 ribu/hektar juga disertai bantuan benih padi dan pupuk Dolomit semuanya wajib diberikan kepada petani secara transparan dan gratis, akan tetapi yang terjadi petani yang merupakan anggota Kelompok Tani di bebankan biaya penebusan benih padi sebesar Rp 125 ribu/sak juga dengan pupuk Dolomit mereka (petani-red) harus merogoh kocek sebesar Rp.10 ribu per/sak.
Adapun estimasi benih maupun pupuk Dolomit dalam per 1 hektar menghabiskan 5 sak benih 5 Kg begitu pula dengan Dolomit dengan jumlah yang sama.
Salah satu Ketua Kelompok Tani yang mendapatkan dana Oplah adalah Prqyit, menurutnya hal penebusan benih maupun Dolomit sudah berlangsung sejak dana Oplah turun pertama kali pada tahun 2024, “untuk pengelolaan dan anggaran kami serahkan semuanya ke Alex”, karena kami tidak paham secara juknisnya.
Kepada Awak media mereka memaparkan Bahwa Petani cabang mendapat bantuan Oplah sejak tahun 2024 dan tahun 2025 dari pemerintah melalui Gapoktan Cabang kaya yang di pimpin prayit.
Lain halnya dengan yang disampaikan oleh Santoso, dirinya mengaku benih yang dia dapatkan dari Alex benih maupun Dolomit sistemnya bayar panen.
Lain lagi dengan apa yang di sampaikan Santoso yang menggarap lahan di kampung cabang kalau bibit padi saya di utanggin (Bayar panen)
Ditemui dikediaman nya untuk mendapatkan informasi yang balance medio Rabu (28/10) dan Kamis (29/10) Alex tidak berada dirumah, menurut salah satu keluarganya yang bersangkutan sedang keluar dan tidak tahu ke keberadaan nya dimana.
(Tim)













