“Kami selaku masyarakat merasa bersyukur, tapi sangat disayangkan fisik irigasi itu sepertinya ada kecurangan terlihat baru hitungan bulan ada beberapa yang pecah-pecah dan ini jelas pembangunan kurang maksimal,” ujarnya
Belson sinaga. S.H.selaku ketua BAIN HAM RI DPW DKI jakarta.
banner berjumlah biaya Rp. 7.816.736.000.-
Dimana masing masing proyek yang di kerjakan demi kepentingan masyarakat luas, namun disisi lain ada yang memanfaatkan proyek pemerintah untuk meraup ke untungan oleh oknum pemborong (kontraktor). Seperti halnya proyek irigasi D.I. Simodong yang berlokasi di Dusun pakam , Kecamatan Pakam Kabupaten batubara.
Proyek yang didanai oleh pemerintah (DAK)dengan nilai Anggaran Dana kisaran Rp.7.816.736.000 ,dengan waktu pelaksanaan( 5 Juli s/d.10 Nopember )yang dikerjakan oleh CV.Sri Deli .

Dalam pelaksanaan pembangunan irigasi tersebut di duga ada kejanggalan, seperti dari hasil infestigasi BAIN HAM RI DKI JAKARTA , di lapangan diduga ada pengurangan K3S dan mengurangi kwalitas bangunan, padahal tertera di papan informasi terlihat Jelas, namun kenyataannya cuma ada selain itu terlihat atas plester ada beberapa yang pecah pecah, di duga proyek tersebut kurangi kualitas.
Salah seorang warga disekitar lokasi pekerjaan Belson sinaga mengatakan, ucapan banyak terimakasi kepada pemerintah atas di bangunnya saluran irigasi drainase ini.
“Kami selaku warga masyarakat merasa bersyukur, tapi sangat disayangkan fisik D.I simodong itu sepertinya ada kecurangan terlihat baru hitungan bulan ada beberapa yang pecah-pecah dan ini jelas pembangunan kurang maksimal,” ujarnya.
Di katakannya, kami berharap pembangunan proyek irigasi yang berada di wilayah kami bisa maksimal dan pembangunan tidak cepat rusak.
“Kalau memang membangun hanya demi meraup keuntungan pribadi maka pembangunan tersebut tidak akan maksimal dan akan cepat rusak, hanya bertahan hitungan bulan,” tambahnya.
Ditempat terpisah mandor pelaksana di lapangan , ketika BAIN HAM RI mepertanyakan kaitan Speck dan K3S , yang di duga kurang dari ketentuan Spesifikasi yang ada,mengatakan ada alat molen cuama hanya tidak berfungsi.
“Itu normal normal saja dan dokumen gambar dari awal pelaksanaan ada semua, jadi menurùt saya itu sudah benar dan tidak ada masalah,” ujarnya.
Sementara itu, pihak penangung jawab pekerjaan dari dinas PUPR Provinsi Sumatera Utara belum bisa di temui sampai berita ini diterbitkan, kami berharap kepada dinas terkait agar dapat mengkroscek ke lapangan langsung, jangan sampai proyek pemerintah ini dijadikan cari keuntungan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.***